Aliansi Masyarakat Pecinta Jurnalis Akan Segera Melakukan Aksi Akbar di Mapolres Sampang
Sampang,MJ – Setelah mempermalukan Marwah Jurnalis melalui komentar pedas yang diungkapkan Kapolres Sampang, Arman pada saat Forum diskusi yang bertajuk Audiensi dengan sejumlah awak media, Kapolres Sampang, Arman akan dimintai pertanggung jawaban oleh Aliansi Masyarakat Pecinta Jurnalis (AMPJ). Kamis, 16/06.
Aksi besar besaran yang mengatas namakan Aliansi Masyarakat Pecinta Jurnalis tersebut rencananya akan digelar esok pagi. Jumat, pukul 09.00 wib. Namun karena terkendala aturan yang harus menunggu 3x 24 Jam, pihaknya sabar menunggu
Aktivis Generasi Peduli Negeri (GPN) Sampang, Rolis Sanjaya kepada media ini berujar bahwa aksi Akbar tersebut akan digelar dengan Tuntuntan Mutasi Tour Of Area ke Papua Barat.
“Benar mas, tuntutan kita, agar Kapolres Sampang ini dimutasi ke Papua Barat. Bahasanya sudah terlanjur melukai saudara saudara kami yang berprofesi sebagai kuli tinta,” ujar Rolis kepada Tim media ini. Kamis, 16/06, malam.
Menurut Rolis, Bahasa Polres Sampang, Arman tidak bisa ditarik kembali setelah viral. “Jangan karena sudah viral kemudian dia ( Kapolres Sampang, red) menyesal,” terangnya..
Seharusnya kata Rolis, Kapolres itu menunjukkan keteladanan. Baik dalam bersikap maupun berbahasa.
“Seharusnya Kapolres berpikir dulu sebelum koar koar di Forum Audensi. Ini sekelas Kapolres lho,” terangnya.
Rolis menegaskan, Kapolres itu harus belajar lagi tentang UU Pers karena ia meyakini bahwa seorang Kapolres bukanlah orang bodoh. “Sebelum berkomentar harusnya dikaji dulu. Bukan ceplas, ceplos seenak hatinya berkomentar didepan Jurnalis yang pada saat itu menggelar Audiensi,” tuturnya.
Kata Rolis, Kapolres Sampang dalam beberapa keterangannya mengajak Jurnalis untuk profesional.
“Pertanyaannya, apakah dia dan jajarannya sudah benar benar profesional? ,” tanya Rolis.
Terakhir Rolis menegaskan, dirinya akan terus mengawal persoalan ini hingga tuntas.
“Intinya kami tidak terima dengan statementnya kapolres yang terkesan menghina para kuli tinta,” tandasnya.
Sementara itu, Aktivis berambus pelontos Zainal Fattah juga memberikan komentar terbarunya.
“Siapapun yang mempermalukan orang lain, akan dipermalukan juga oleh tuhan. Hingga detik ini video Kapolres Sampang ini saya putar berulang ulang tapi menyesekkan hati, karena benar benar menyakitkan,” tandasnya.
Sekedar diketahui bahwa persoalan yang disinyalir mengundang kegaduhan tersebut berawal dari komentar Kapolres Sampang, Arman sebagai berikut.
Etikanya sudah betul belum, Anda sudah lulus sertifikasi belum ? kalau sudah daftarkan ke Humas agar tahu mana yang terdaftar dan mana yang tidak. Kalau tidak terdaftar ngapain dilayani.
“Selama saya Kapolresnya, saya perintahkan Kasi Humas untuk berkoordinasi secara professional. Jadi yang dianggap media adalah yang terdaftar di Dewan Pers dan mempunyai sertifikasi sehingga tau Kode Etik Jurnalistik.
“Jika sudah penuhi itu dan tidak layani wartawan sesuai profesionalnya, anggota yang akan saya periksa, jelas Kasi Propam ? ,” kemudian dijawa siap.
“Itu aja ya, Kasi Humas sudah jelas ya, perintah saya dari kemarin waktu kita MoU sudah jelas ya. Pastikan bahwa wartawan yang terdaftar pada Dewan Pers dan memiliki sertifikasi terkait Jurnalistik, sehingga semua misalnya dianggap Produk Karya Jurnalistik atau bukan.
“Jadi gak ada sembarangan itu, saya wartawan, saya ini, ow harus jelas dulu, terdaftar tidak ? Ada pokja. Kalau kita layani semua 1000 lebih itu, gak jelas itu,” demikian celoteh Kapolres Sampang, Arman kepada sejumlah Jurnalis yang menggelar Audiensi. Selasa, (14/06/2022).(Red)