BANGKALAN EKSPOR BRIKET ARANG KE TIGA NEGARA
MEGAPOLITANJATIM ,Bangkalan – Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Bangkalan menerbitkan Phytosanitary Certificate (PC) untuk 19 kontainer briket arang senilai Rp. 2,7 miliar selama masa pandemi.
“Komoditas ekspor ini telah melalui serangkaian tindakan pemeriksaan karantina sesuai dengan persyaratan negara tujuan,” kata Kepala Karantina Pertanian Bangkalan, Agus Mugiyanto melalui keterangan tertulisnya yang diterima IndonesiaDev, Kamis (13/8/2020).
Briket arang tempurung kelapa atau choconut charcoal merupakan produk olahan dari pohon kelapa. Sementara, Indonesia merupakan negara produsen kelapa terbesar di dunia.
“Pengembangan produk kelapa ini dilakukan untuk memberi nilai tambah langsung ke petani dan memperluas akses pasarnya sampai menembus pasar ekspor negara-negara eropa,” imbuh Agus.
Tempurung kelapa seringkali dibuang dan menjadi limbah. Namun, PT. PCC yang berlokasi di Sumenep-Madura berhasil mengolah tempurung kelapa menjadi komoditas ekspor yang diterima di Eropa.
“Pada pekan lalu, 5 Agustus 2020, briket arang perdana diberangkatkan ke Negara Moldova sejumlah 16,6 ton, dengan nilai ekonomi 465 juta,” jelasnya.
Menurut data Iqfast, sejak bulan Januari sampai dengan Agustus tahun 2020, ekspor produk turunan briket arang yang disertifikasi melalui Karantina Pertanian Bangkalan sebesar 19 kontainer atau sejumlah 348 ton, senilai 4,7 miliar, dengan Negara tujuan Rusia, Ukraina dan Moldova.
Produk turunan asal sub sektor perkebunan ini diberangkatkan melalui pelabuhan Perak-Surabaya, setelah melalui pemeriksaan dokumen dan fisik, untuk memastikan komoditas tersebut bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK).
“Sedangkan pada tahun 2019, tercatat sejumlah 224 ton eksor briket arang senilai 1,75 miliar juga telah disertifikasi dengan Negara tujuan Rusia dan Ukraina,” papar Kepala Karantina Pertanian Bangkalan.
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil menyebutkan bahwa Kementan juga menyiapkan program startegis berupa penyediaan fasilitas Kredit Usaha Rakyat.
“Hal ini dapat juga dimanfaatkan bagi pelaku usaha dibidang agribisnis guna mendorong hilirisasi agar dapat memberikan nilai tambah,” ucap Jamil.
Ia menambahkan, selaku fasilitator pertanian di perdagangan internasional, Barantan juga secara aktif turut dalam forum internasional guna memperbaharui kesepakatan-kesepakatan G to G terkait aturan sanitari dan fitosanitari yang dipersyaratkan negara tujuan.
“Pangsa pasar semakin terbuka lebar dengan kondisi lockdown beberapa negara lain sebagai pemasok komoditas pertanian, hal ini membuka pasar baru bagi Indonesia yang memiliki komoditas pertanian berlimpah, baik komoditas original maupun turunannya,” pungkas Ali Jamil. (da/sof)