MASTER OF CHESS

Peristiwa Politik Religi

MASTER OF CHESS

MEGAPOLITANJQTIM ,Teknik ‘Master of Chess’ mulai dikeluarkan. Adakalanya menteri dalam permainan catur diberikan untuk dimakan oleh kuda lawan demi menjaga kehormatan dan harga diri raja di mata bidak_bidak catur yang lain.

Dan kemudian skak mat untuk lawan!.

Membungkam mulut lawan tidak harus dengan tindakan dan kata-kata.

Cukup dengan memberikan penghargaan bintang tanda jasa yang bertepatan dengan dirgahayu HUT RI 75.

Ibarat makan buah simalakama. Dimakan bapak mati, tidak dimakan ibu mati.

Setidaknya itulah kesan yang diisyaratkan oleh Jokowi kepada lawan politiknya yang selama ini begitu gencar menyerang setiap kebijakan beliau melalui statement-statementnya yang apatis dan kontroversial di tengah-tengah masyarakat.

Jokowi tidak menyerang fisiknya tapi menyerang mental dan psikologisnya bahwa menyandang bintang penghargaan di atas pundak itu jangan dianggap remeh.

Jika tidak mampu menjaga amanah penghargaan itu, maka bintang itu akan redup. Dunia akan mencibir.

Malu!.

Dalam hal ini tak bisa dipungkiri bahwa mungkin ada sebagian dari para pendukung Jokowi tidak terima dengan pemberian penghargaan bintang tanda jasa ini kepada Duo F tsb.

Tapi itulah Jokowi.

Setiap langkah yang dimainkannya selalu sulit ditebak.
Inilah karakter strategi yang dimainkan oleh si tukang kayu.
Kayu bengkok bisa dia luruskan.
Sebaliknya kayu lurus bisa dia bengkokkan.

Sehingga kayu yang sudah bengkok dan sudah lurus tadi menjadi ornamen dan ukiran yang indah, yang mengandung nilai-nilai seni dan estika dalam konteks berbangsa dan bernegara.

Saya dari dulu selalu positif thingking dengan beliau, karena saya sudah memahami karakter unik seorang Jokowi.

Karena keunikannya itulah kariernya selalu meroket (meminjam istilah Ibas hehe…).

Mulai dari walikota, gubernur hingga menjadi presiden, semua dilewati dengan senyum dan fokus meskipun cacian, hinaan dan fitnah di sana sini berseliweran menyerangnya.

Dia tak peduli.
Dia hanya diam.
Tapi tatapannya jauh menatap kedepan seperti mata elang. Demi Indonesia gemilang!.

Andai mental dan karakter seorang Jokowi normatif dan biasa-biasa saja seperti orang kebanyakan, saya yakin dari dulu beliau sudah tumbang.

Namun Tuhan tidak tidur.

DIA menganugerahkan karakter yang berbeda dari pemimpin-pemimpin sebelumnya. Fisiknya boleh cungkring.

Gayanya boleh wong ndeso.
Sikapnya boleh planga-plongo dan bahasa Inggrisnya boleh medok.

Tapi otaknya brilliant. Keberaniannya menghentakkan nyali para koruptor.
Disegani oleh para pemimpin-pemimpin dunia!.

Jadi biarkanlah penghargaan bintang tanda jasa itu dipikulkan keatas pundak Duo Fahri Fadli, orang yang sebelumnya begitu getol menyinyirinya.

Seperti kisah Nabi Muhammad Saw yang selalu diludahi dan dilempari kotoran oleh pembencinya.

Namun Muhammad Saw tetap memeluk dan merangkul para pembencinya tsb.

Saya apresiasi langkah beliau ini. Bagaimana dengan Anda, sist and bro…?.

Salam Merdeka!!! 🇮🇩🇮🇩🇮🇩

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *