
Kalau tinggal di perumahan…, berdamailah dengan bisingnya teriakan tukang sayur dan tukang bubur.
Kalau tinggal di pinggir jalan…, berdamailah dengan bisingnya knalpot dan klakson kendaraan.
Kalau tinggal di hutan…, berdamailah dengan suara jangkrik di malam hari…, suara burung di pagi hari…, dan suara-suara hewan buas bersahut-sahutan setiap saat.
Kalau tinggal dekat musholla atau masjid…., nikmatilah bising suara speaker yang mengkumandangkan adzan.
Kalau tinggal dekat Vihara…, nikmati saja aroma dupa.
Kalau tinggal dekat Gereja…, nikmatilah dentangan suara lonceng Gereja.
Kalau tinggal di pulau Bali pas perayaan Nyepi…, nikmatilah suasana Nyepi yang begitu sakral.
Tak perlu menghujat…., dan minta agar menghentikan kebisingan itu.
Tak perlu harus pamer foto profil…, ataupun berkoar-koar…:
Saya Indonesia…,
Saya Pancasila…,
Saya Bhinneka Tunggal Ika….;
untuk menunjukan bahwa kita paling toleran.
Nikmatilah hidup…, dan jadikanlah kebisingan-kebisingan itu sebagai lantunan irama yang harmoni…
Karena…, kita hidup tidak sendirian….
Biarlah alam kelak yang mengaturnya…