Bandung,Megapolitanjatim.com– Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyatakan hasil tes cepat (rapid test) ini mengagetkan karena penularan virus terindikasi positif pada sepertiga jemaat.
“Coba bayangkan. Dari 637 jemaah gereja Bethel yang dites, 226 nya positif, atau 35%,” ujarnya saat melakukan telekonferensi dengan Wakil Presiden Maruf Amin, Jumat (03/04/2020) pagi.
Meski begitu, ujar Emil, angka 226 tersebut akan dicek lagi dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Jika terkonfirmasi, angka itu akan dilaporkan ke Kementerian Kesehatan untuk direkap ke data nasional.
Emil menjelaskan, GBI sempat menyelenggarakan acara di Lembang pada awal Maret 2020. Kegiatan ini ditetapkan sebagai ‘klaster Seminar Lembang’ setelah seorang pendeta terkonfirmasi COVID-19 beberapa waktu setelahnya.
“Mereka berkumpul, pendetanya melakukan sentuhan fisik. Dan pendetanya sudah meninggal dunia, beserta isterinya, karena COVID-19,” tambahnya.
Pendeta tersebut datang ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, Kamis (19/03/2020), karena mengalami sesak nafas. Pendeta berinisial AN yang berusia 70 tahun itu pun meninggal dunia setelah dikonfirmasi positif COVID-19.
Istri yang bersangkutan juga mengalami sesak nafas dan sempat dilarikan ke RSHS. Namun perempuan 62 tahun itu tutup usia pada Jumat (27/03/2020).
Klaster Lembang menjadi salah satu dari empat lokasi penularan COVID-19 di Jawa Barat. Tiga lokasi lain adalah seminar Masyarakat Tanpa Riba di Bogor, seminar Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) di Bogor, dan kegiatan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Karawang.
Jabar Intensifkan Tes Cepat Masif
Sementara itu, Pemda Jabar telah mendistribusikan 60 ribu alat tes cepat ke 27 kota/kabupaten. Sebanyak 15 ribu tes telah dilakukan.
“Jadi hari ini kita masih melakukan pengetesan. Sampai total 60.000 RDT (rapid diagnose test) ini bisa kita selesaikan dan kita terima hasilnya,” ujar Emil dalam konferensi pers di Bandung, Jumat (03/04/2020).
Hasil tes itu mengungkap 310 orang terindikasi positif COVID-19. Mereka berasal dari 1.500-an siswa Sekolah Pembentukan Perwira Lembaga Pendidikan Polri (Setukpa Lemdikpol) di Sukabumi. Jumlah ini tetap akan dikonfirmasi Polymerase Chain Reaction (PCR) sebelum dilaporkan ke Kementerian Kesehatan.
Emil menyebut ada total empat institusi kenegaraan yang memiliki sekolah di Jawa Barat dan memiliki hasil terindikasi positif COVID-19. Dia meminta lembaga-lembaga tersebut segera berkoordinasi dengan Pemda Jabar untuk melakukan tes masif bagi para siswa.
“Pengetesan akan dilakukan oleh internal tapi alat tesnya akan diberikan dari provinsi.Itu yang kami lakukan di Sukabumi,” jelasnya lagi. (voaindonesia.com/IndoPos86/MJ).