Era Industri 4.0 Dikhawatirkan Menggerus Nilai-Nilai Kemanusiaan
SOCIETY 5.0 HANGAT DIPERBINCANGKAN
Jakarta,MJ – Dunia pendidikan saat ini sedang mengalami masalah yang serius. Dengan perubahan Ilmu Pendidikan dan Teknologi (Iptek) yang sangat cepat dan kompleks.
Hal inilah yang menuntut untuk lebih mempersiapkan secara matang dalam menghadapi perubahan dunia yang serba cepat ini. Society 5.0 sedang hangat-hangatnya diperbincangkan.
Penulis dari Alumni Universitas Padjadjaran Program Doktoral, Nanda Dwi Riskia mengatakan bahwa era super smart society (society 5.0) yang diperkenalkan Pemerintah Jepang pada tahun 2019 lalu adalah sebuah tindakan antisipasitif dari gejolak disrupsi akibat revolusi industri 4.0.
“Akibat revolusi industri 4.0 menyebabkan ketidakpastian yang kompleks dan ambigu (VUCA). Dikhawatirkan invansi yang dapat menggerus nilai-nilai karakter kemanusiaan yang dipertahankan selama ini,” jelas Nanda.
Menurut Nanda, dalam menghadapi era society 5.0, dunia pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas SDM. Selain pendidikan, tambah dia, beberapa elemen dan pemangku kepentingan seperti pemerintah, Organisasi Masyarakat (Ormas) dan seluruh masyarakat juga turut andil dalam menyambut era society 5.0 mendatang.
“Untuk menjawab tantangan Revolusi industri 4.0 dan Society 5.0 dalam dunia pendidikan diperlukan kecakapan hidup abad 21 atau lebih dikenal dengan istilah 4C (Creativity, Critical Thingking, Communication, Collaboration),” papar Nanda.
Sementara itu, lanjut Nanda, di abad 21 kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh pelajar adalah memiliki kemampuan 6 Literasi Dasar (literasi numerasi, literasi sains, literasi informasi, literasi finansial, literasi budaya dan kewarganegaraan).
“Tidak hanya literasi dasar namun juga memiliki kompetensi lainnya yaitu mampu berpikir kritis, bernalar, kretatif, berkomunikasi, kolaborasi serta memiliki kemampuan problem solving. Dan yang terpenting memiliki perilaku (karakter) yang mencerminkan profil pelajar pancasila seperti rasa ingin tahu, inisiatif, kegigihan, mudah beradaptasi memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki kepedulian sosial dan budaya,” ulasnya.
Nanda menuturkan, kehadiran Society 5.0 dalam masyarakat adalah solusi untuk menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi industri 4.0 seperti Internet on Things/internet untuk segala sesuatu. (Rel/Ism)