Waspadai Capres Boneka, Pengamat : Cirinya Diatur Asing dan Satu Orang Rangkap Banyak Jabatan

Budaya Ekonomi Hukum Pemerintah Pendidikan Politik

Waspadai Capres Boneka, Pengamat : Cirinya Diatur Asing dan Satu Orang Rangkap Banyak Jabatan

Jakarta,MJ– Sejumlah pakar hadir dalam webinar yang digagas Political and Public Policy Studies (P3S) dan esensinews.com dengan tajuk ‘ Waspada! Munculnya Capres Boneka” pada Jumat (22/10/2021). Saat menjadi narasumber awal pengamat politik Ujang Komaruddin membongkar aib dalam pilkada sampai Pilpres.

“Sudah ada oknum pengusaha di Kalimantan yang telah menyiapkan Rp4 triliun untuk Capres 2024, nantinya, saya tidak menyebut orang itu,” tegas Ujang. Dia pun memprediksi siapa saja akan menjadi boneka orang itu.

Bahkan Ujang menyebut praktek money politics (politik uang) masih marak, pasalnya dirinya sudah banyak pengalaman menjadi tim sukses calon. Dia pun menyebut salah satu contoh di Bekasi lalu, praktek ini terjadi.

Sedangkan Direktur CBA Uchok Khadafy menyebut era Soekarno tak ada istilah presiden boneka.

“‘Waktu itu, para pengusaha mendonasikan uang mereka untuk Capres, jadi bukan akan dijadikan boneka, tak seperti sekarang ini, ramai-ramai pengusaha membantu salah satu Paslon (pasangan calon) tapi bisa dijadikan boneka,” jelas dia.

Uchok juga mengatakan, saat ini ramai- ramai relawan mendeklarasikan capres mereka. Tapi menurut dia, saat ini Indonesia lagi sulit, paling Ganjar dan Anies mentoknya bukan Capres tapi paling hanya menteri.

Narasumber lain yang tanpil memaparkan soal kemungkinan munculnya capres boneka yakni Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie dan Pengamat Politik Kedai Kopi Hendri Satrio.

Jerry menyebut pesta boneka pasti ada. Tapi dia memgambil contoh lagu yang dilantunkan grup ternama di dunia asal Inggris, Rolling Stone dimana lagu ‘Party Doll’ sudah berakhir. Dalam liriknya, You used to be my party doll, but now you say the party’s over. Tapi di Pilpres nanti itu tak akan pernah berakhir.

Jerry pun mencontohkan ciri-ciri capres boneka yakni menempatkan satu pejabat di 7- 10 posisi atau jabatan. “Kebijakan disetir dan dikendalikan oleh pengusaha, kebijakan bukan dari capres boneka tapi dari pemilik modal, takluk dan dikendalikan asing serta menjadi sapi perah.

Peneliti politk Amerika menyebut ini terjadi di negeri Paman Sam juga, dimana presiden Joe Biden menjadi boneka dari Ketua DPR Pelosi, Chuck Schumer (Ketua Senat), Mantan Presiden bahkan kaum Progresif yang dipimpin Alexandra Ocazio Cortes dan Jayapal, bahkan Ketua Anggaran Senat dari kelompok sosialis Bernie Sanders.

Sementara Hendri Satrio menyebut bahwa boneka itu tak bergerak dan perlu diisi baterei untuk dihidupkan. Barangkali sangat sulit menentukan mana capres boneka dan bukan.

“Memang topik ini agak berat, tapi menurut saya kalau Jokowi capres boneka tapi bonekanya rakyat,” kata Hendri.
-.-.–.
Keterangan foto: Webinar Political and Public Policy Studies (P3S) dan esensinews.com pada Jumat (22/10/2021)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *