PUSPERANDA: BIAYA BALIHO AIRLANGGA DIPREDIKSI TRILYUNAN SAAT RAKYAT SUSAH HADAPI PANDEMI
JAKARTA,MJ-Ketua Umum DPP Pusat Pemberdayaan Ekonomi Rakyat dan Pembangunan Daerah (Pusperanda ) Drs Ahmadyani Panjaitan memperkirakan untuk biaya sosialisasi wajah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam bentuk Baliho, Video Tron dan spanduk di 514 kabupaten/kota serta Provinsi se Indonesia difikir mencapai nilai Trilyunan rupiah
” Hitung-hitungannya jika di setiap Kabupaten/kota, ada 20 Baliho saja dikali 1 bulan pasang dengan rata-rata Rp 50 juta setiap Baliho, maka totalnya sudah 514 Milyar,” ujarnya.
“Jika dipasang 2 bulan bisa mencapai 1 Trilyun lebih, ini belum lagi biaya maintenancenya, ini betul betul sebuah kesia siaan, hanya untuk pamer-pamer wajah,” sebutnya lagi.
“Kemudian pesannya juga tidak terkait upaya penanggulangan pandemi, hanya kalimat “Kerja Untuk Indonesia,” papar Yani di Jakarta, Senin (9/8/2021).
“Saya ini kader PG, tapi jika Partai buat program yang mubazir dan sia sia pada saat rakyat dan negara sulit ekonomi karena Pandemi, maka kita wajib kritisi,” lanjut Sekjen Gerakan Dakwah Nur Nusa ini.
” Ini sudah zaman digitalisasi, zamannya sosial media, jauh lebih efektif dan efisien jika berkeinginan mensosialisasikan diri lewat dunia digital dan sosial media ataupun online, biaya murah, efisiens dan efektif juga tidak mencederai hati rakyat,” lanjut Ketua DPP KNPI 2008-2011 ini.
“Kalau saja dana Trilyunan tersebut diinstruksikan buat menambah bantuan daerah daerah mengatasi dampak Pandemi,” katanya.
“Ini akan jauh lebih bermanfaat dan feedback politisnya langsung dirasakan masyarakat, bukannya buat baliho besar dengan foto Pak Airlangga sambil tersenyum disemua sudut kota di Indonesia,” imbuhnya.
“Gimanalah perasaan rakyat, disaat semua rakyat susah, lalu di tepi-tepi jalan terpampang baliho besar pimpinan Partai dengan wajah senyum seakan berpesan Saya ini yang sudah ‘Kerja Untuk Indonesia’ dan anehnya lagi, di saat semua rakyat disuruh berdiam diri di rumah karena PPKM,” beber Dia.
“Malah baliho besar besar dipajang, jadinya kan kontradiktif, rakyat disuruh jangan keluar rumah, tapi ada baliho yang baru bisa dilihat kalau rakyat keluar rumah, kayak lucu lucuan jadinya,” ujar Pria ini dengan logat asli Medannya.
“Apalagi jika dikaitkan dengan aturan PPKM yang dikomandoi Menko Marvest Pak LBP yang tegas tegas membatasi rakyat keluar rumah,” imbuhnya.
“Sementara di sisi lain ada Menko yang juga Ketum Partai meramaikan jalanan dengan Baliho, banner dan videotron yang hanya bisa dilihat dan disaksikan hanya dengan keluar rumah, kan ini namanya kontra produktif,” tutup Panjaitan.
(SH