Usai Meneliti Mumi Firaun, Ahli Bedah Terkenal Maurice Bucaille Akhirnya Masuk Islam

Budaya Pariwisata Peristiwa Religi

MEGAPOLITANJATIM,Salah Satu ahli bedah terkemuka Prancis Maurice Bucaille yang memutuskan masuk Islam setelah meneliti mumi Firaun sempat terkejut dengan penemuan-pemuan selama meneliti penguasa Mesir kuno tersebut. Seperti apa kisahnya?

Kisah Maurice Bucaille masuk Islam secepat kilat menjadi perbincangan hangat ketika itu.

Maurice Bucaille merupakan ilmuwan cemerlang yang besar dalam ruang lingkup agama Kristen.

Kecerdasannya tersebut membuat dirinya terkenal sebagai salah satu dokter bedah di Prancis.

Bahkan, dia dipercaya menjadi pemimpin dan penanggung jawab utama dalam penelitian mumi Firaun.

Penelitian itulah yang pada akhirnya mengantarkan Maurice Bucaille memutuskan masuk Islam.

Melansir Lingkar-Kediri.com dari buku “Ila al-Huda Tina: ‘Ulama Gharbiyyun Kayfa Aslamu?”, inilah kisah Maurice Bucaille masuk Islam.

Dr. Maurice Bucaille adalah pemimpin, pakar bedah, dan penanggung jawab sebuah penelitian mumi Firaun di Prancis.

Ketika masa kepemimpinan Francois Mitterand, Prancis memang tengah menarih perhatian pada sisa purbakala termasuk mumi Firaun.

Pemerintah Prancis bahkan meminta pemerintah Mesir agar mereka melakukan penelitian terhadap mumi Firaun untuk menyingkap rahasi didalamnya.

Pemerintah Mesir pun pada akhirnya mengizinkan.

Para petinggi Prancis menyambut kedatangan mumi Firaun tersebut saat pesawat yang membawanya dari Mesir tiba di bandara.

Kemudian, mumi Firaun itu disimpan di sebuah ruangan khusus di Museum Pusat Prancis.

Pakar arkeologi dan dokter ahli bedah anatomi bersiap meneliti mumi Firaun tersebut.

Sang Ahli Bedah Terkejut.

Maurice Bucaille merasa terkejut saat meneliti mumi Firaun.

Mulanya, dia menemukan sisa-sisa garam yang lengket pada jasad Firaun yang kemudian menjadi bukti kuat bahwa Firaun mati tenggelam di laut.

Namun, Maurice Bucaille tertegun bagaimana bisa jasad Firaun yang tenggelam di laut itu tetap utuh dibandingkan dengan mumi yang lain?

“Jangan tergesa-gesa, sebenarnya umat Muslim telah berbicara mengenai tenggelamnya jasad ini,” ujar salah satu anggotanya pada Bucaille kala itu.

Maurice menghiraukan ucapan itu dan meyakini bahwa penemuan baru tidak akan terjadi kecuali melalui penelitian ilmu modern dan peralatan yang canggih.

Hanya saja, dia makin tertegun ketika seorang dokter bedah mengungkapkan pada dirinya bahwa Al-Qur’an telah mengisahkan cerita tenggelamnya Firaun serta keutuhan jasadnya.

Padahal, mumi tersebut belum ditemukan hingga tahun 1898 M atau kurang lebih 200 tahun yang lalu.

Sementara Al-Qur’an, sudah menginformasikan lebih dari 1.400 tahun yang lalu.

“Apakah logis bahwa mumi dihadapanku ini adalah Firaun yang mengejar Musa as?” tanya dia.

Bucaille juga tahu bahwa Injil Matius dan Lukas menceritakan tentang tenggelamnya Firaun.

Namun, kitab tersebut tak menjelaskan keutuhan jasad Firaun usai tenggelam di laut ketika mengejar Nabi Musa as.

Sementara kitab Taurat dan Kitab Keluaran (Exodus) juga tidak membahas tentang keutuhan jasad Firaun.

Berbekal rasa penasaran, Dr. Maurice Bucaille kemudian menemui sejumlah ilmuwan autopsi muslim usai meneliti mumi tersebut.

Maurice Bucaille Masuk Islam

Sang ahli bedah pergi menuju Arab Saudi untuk menghadiri konferensi yang membahas keutuhan jasad Firaun.

Pada acara itu, Bucaille makin terkejut ketika salah satu ilmuwan muslim membacakan surat Yunus ayat 52.

“Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami.”

Bucaille tercengang dan tersentuh dengan isi ayat tersebut.

Dia yakin bahwa Al-Qur’an berasal dari Tuhan yang menciptakan alam semesta.

Pada akhirnya, Maurice Bucaille masuk Islam setelah mendengar isi surat Yunus ayat 92.

Bucaille kemudian menulis buku berjudul Bible, Qur’an dan Sains Modern.

“Sejak awal, nilai-nilai ilmiah yang ada dalam Al-Qur’an telah mengherankan. Saya sama sekali tidak mengira bahwa dalam teks yang telah disusun semenjak 13 abad lalu itu, ditemukan keterangan tentang segala hal yang bermacam-macam, dan sangat cocok dengan pengetahuan ilmiah modern.” tulis pendahuluan di buku tersebut.

“Dengan melihat kepada tingkatan pengetahuan di masa Nabi Muhammad saw., tidak mungkin kebenaran ilmiah yang terkandung dalam al-Quran itu adalah karangan manusia.” ujar Bucaille.

Editor : Sof

Sumber : Urbanindo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *