MEGAPOLITANJATIM, || Beredar Rekaman JK Disebut Buat Eddy Prabowo Ditangkap, Jubir ‘Semprot’ Danny Pomanto
Juru bicara (jubir) mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), Husain Abdullah menilai KPK harus segera memanggil Danny P…
Juru bicara (jubir) mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), Husain Abdullah menilai KPK harus segera memanggil Danny Pomanto yang menyebut penangkapan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo atas kontrol JK. Husain menyebut isu tersebut fitnah.
“Ini bukan sekedar masalah Pak JK, tapi sudah fitnah yang mengadu domba antarelite. Bahkan mendemoralisasi KPK,” sebut Husain kepada detikcom, Sabtu (5/12/2020).
Untuk diketahui, isu tersebut ketika sebuah rekaman suara beredar luas. Suara dalam rekaman itu adalah suara Danny Pomanto, calon Wali Kota Makassar.
Husain Abdullah mengaku tak habis pikir dengan Danny Pomanto. Dia menyebut tuduhan soal JK yang mengontrol penangkapan Edhy Prabowo tak masuk akal.
“Saya cuma mau bilang, salah apa Pak JK kepada Danny Pomanto, sehingga tega-teganya memfitnah seperti.
Danny seperti tidak punya lagi sopan santun, sipakalebbi sedikit pun kepada sosok yang dihormati semua kalangan.
Saya yakin kalau orang Bugis-Makassar tidak gampang mengumbar fitnah, karena secara budaya dan agama tahu resikonya, bahwa fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan,” tutur Husain.
“Coba anda bayangkan, Pak JK di Jakarta dengan segala aktivitas sosial, tidak mengusik orang lain, termasuk Danny Pomanto.
Tiba-tiba dia melontarkan pernyataan yang tidak masuk akal,” imbuh Husain.
Husain menyayangkan pernyataan Danny Pomanto soal JK dalam rekaman tersebut. Husain menduga Danny Pomanto terbiasa memfitnah JK.
“Dari omongan Danny yang begitu lancar, tanpa rasa bersalah sedikitpun. Mungkin saja Danny sudah biasa menyebar fitnah tentang Pak JK,” tutur Husain.
Husain kemudian berpendapat pernyataan Dhani merendahkan KPK. Karena itulah, Husain meminta KPK mengklarifikasi pernyataan Dhani Pomanto.
“Masalah yang dimunculkan Danny menyangkut fitnah kepada Pak JK, bahkan Anies dan juga sangat merendahkan KPK yang prestasinya menangkap Menteri KKP yang justru dipandang sebagai angin segar bagi penegakan hukum di Indonesia.
Danny telah mencederai kerja keras KPK. KPK perlu memanggil Dany Pomanto untuk mengklarifikasi fitnahan tersebut,” terang Husain.
Sebelumnya, Danny Pomanto mengakui bahwa suara dalam rekaman itu adalah suaranya. Hanya saja,
Danny menyebut perbicangan tersebut sebtas analisa poltik dan perbincangan lepas dirinya dengan beberapa orang.
“Jadi itu adalah percakapan di dalam rumah saya, dalam rumah saya, orang rekam. Jadi sebenarnya itu adalah percakapan biasa, analisis politik dan hak setiap orang kan begitu. Sebenarya saya korban ini.
Kenapa ada yang rekam dan sebar. Aneh,” tutur Danny kepada detikcom.
“Orang tanya bagaimana dampaknya dan saya terangkan tidak ada karena ini konstelasi nasional, Ini perbicangan pribadi diskusi gitu,” imbuh dia.
Dia menyebut pihak yang merekam perbincangan itu adalah tamunya yang sedang berdiskusi dengannya. Langkah selanjutnya, rencananya tim hukumnya akan menindak lanjuti penyebaran rekaman itu.
“Karena itu kan penyebaran dan saya merasa dirugikan. Kan saya dibenturkan dengan orang lain. Orang punya hak untuk punya pendapat dalam rumah saya sendiri, rumah saya itu,” ucapnya.
Dalam rekaman yang beredar, Danny menyebut nama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Habib Rizieq Shihab.
“Makanya, kalau urusannya Edhy Prabowo ini, kalau Novel (Baswedan) yang tangkap, itu berarti JK (Jusuf Kalla). JK-Anies, tuh. Maksudnya kontrolnya di JK. Artinya begini, dia sudah menyerang Prabowo.
Yang kedua, nanti seolah-olah Pak Jokowi yang suruh, Prabowo dan Jokowi baku tabrak. Ini kan politik,” ujar sosok yang berada di dalam rekaman itu.
Pada rekaman itu juga disebutkan bahwa penangkapan Edhy Prabowo akan berimbas pada keretakan hubungan Jokowi dengan Prabowo, sehingga momen itu disebut akan menguntungkan JK dan Anies Baswedan pada Pilpres 2024.
“Kedua, Prabowo yang turun karena dianggap bahwa korupsi pale di sini, calon presiden to. Berarti Anies dan JK yang diuntungkan. Apalagi mengkhianati Jokowi. jadi yang paling untung ini JK. Chaplin yang untung. Jago memang mainnya. Tapi, kalau kita hafal apa yang dia mau main ini,” ujarnya lagi.
Berikut isi transkrip lengkap rekaman yang diduga mirip suara Danny Pomanto yang menyindir JK dan membawa nama Jokowi, Prabowo hingga KPK:
Makanya kalau urusannya Edhy Prabowo ini, kalau Novel (Baswedan) yang tangkap, itu berarti JK (Jusuf Kalla). JK-Anies tuh. Maksudnya kontrolnya di JK. Artinya begini, dia sudah menyerang Prabowo. Yang kedua, nanti seolah-olah Pak Jokowi yang suruh, Prabowo dan Jokowi baku tabrak. Ini kan politik.
Kemudian mengalihkan (isu) Habib Rizieq. Ini mau digeser JK dan Habib Rizieq.
JK yang main, karena JK yang paling diuntungkan dengan tertangkapnya Edhy Prabowo. Coba siapa yang paling diuntungkan. JK lagi dihantam, beralih ke Edhy Prabowo kan.
Kedua, Prabowo yang turun karena dianggap bahwa korupsi pale di sini, calon presiden to. Berarti Anies dan JK yang diuntungkan. Apalagi, mengkhianati Jokowi. jadi yang paling untung ini JK. Chaplin yang untung. Jago memang mainnya. Tapi kalau kita hafal apa yang dia mau main ini.(da/sof)