Menhan Prabowo Subianto Jadi Beli Jet Tempur Eurofighter Typhoon Austria?

Pemerintah Peristiwa

Menhan Prabowo Subianto Jadi Beli Jet Tempur Eurofighter Typhoon Austria?

MEGAPOLITANJATIM,Menteri Pertahanan Republik Indonesia Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto Djojohadikusumo akan melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS) pada 15 Oktober hingga 19 Oktober mendatang. Kunjungan itu merupakan komitmen Prabowo memenuhi undangan Menteri Pertahanan AS Mark Esper.

Akan tetapi, kunjungan Menhan Prabowo ke luar negeri belum akan berhenti. Ia dikabarkan akan melanjutkan perjalanan ke Austria. Kabar itu disampaikan salah satu media terkemuka Austria, Kronen Zeitung, Rabu (14/10/2020).

“Pekan depan kemungkinan akan ada pertemuan bersejarah di Kementerian Pertahanan Austria. Prabowo Subianto secara pribadi akan menemui menteri Klaudia Tanner untuk mendiskusikan kesepakatan pembelian Eurofighter Typhoon,” tulis Kronen Zeitung.

Kronen Zeitung lantas melampirkan surat yang dikirimkan Menhan Prabowo kepada Tanner. Dalam surat tertanggal 8 Oktober 2020 tersebut, Menhan yang juga Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya itu mengucapkan terima kasih atas surat yang dikirimkan Tanner tertanggal 4 September 2020. Surat itu berisi kesediaan Tanner menegosiasikan pembelian 15 unit Eurofighter Typhoon.

“Sebagaimana yang saya sampaikan sebelumnya, kami sedang berupaya untuk melakukan pengadaan peralatan pertahanan vital untuk melindungi wilayah dan masyarakat Indonesia,” tulis Prabowo.

Oleh karena itu, Prabowo mengungkapkan keinginan untuk melakukan courtesy call dengan Tanner.

“Saya akan berada di Vienna (ibu kota Austria) pada 20 Oktober 2020 dan kita dapat menggunakan kesempatan itu untuk mendiskusikan isu-isu pertahanan yang menjadi perhatian bersama,” tulis Prabowo.

Menutup surat itu, Prabowo menyatakan kesediaan untuk terus memperkuat hubungan bilateral pertahanan antara kedua negara. Eks Danjen Kopassus TNI AD itu pun yakin kalau kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Austria akan terus tumbuh dan berkembang.

Tanner merespons positif keinginan Prabowo. Ia mengaku sudah tidak sabar menemui Prabowo.

“Setelah kunjungan kehormatan, para ahli kami akan memulai diskusi yang lebih detail. Tujuan saya adalah mengeksplorasi semua kemungkinan sehingga kami dapat mengakhiri isu terkait Eurofighter Typhoon,” ujar Tanner.

Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, tidak bersedia mengomentari kabar yang dilaporkan Kronen Zeitung tersebut.

Seperti diketahui, pada 10 Juli 2020, Prabowo mengirimkan surat kepada Tanner perihal rencana pembelian 15 Eurofighter Typhoon. Sebagaimana dikutip dari newsabc.net, Senin (20/7/2020), Kementerian Pertahanan Austria mengonfirmasi tentang keberadaan surat dari Prabowo.

“Tolong izinkan saya untuk menghubungi Anda secara langsung mengenai masalah yang sangat penting bagi Republik Indonesia,” kata Prabowo dalam surat tersebut.
“Untuk memodernisasi angkatan udara Indonesia, saya ingin mengadakan perundingan resmi dengan Anda untuk membeli semua 15 Eurofighter untuk Republik Indonesia,” ujarnya mengutip keterangan pers tertanggal 10 Juli 2020.

Prabowo menyadari adanya persoalan terkait Eurofighter Typhoon di Austria.

“Namun demikian, saya yakin penawaran saya merupakan peluang bagi kedua belah pihak,” ujar Prabowo.

Baru-baru ini, rencana Prabowo membeli 15 Eurofighter Typhoon menjadi salah satu sorotan dalam diskusi virtual yang diadakan Jakarta Defence Studies (JDS), Rabu (26/8/2020).Ketua Harian Persatuan Industri Pertahanan Swasta Nasional (Pinhantanas) Mayor Jenderal TNI (Purn) Jan Pieter Ate mengkritik langkah Kemenhan yang berencana membeli alutsista bekas.

Menurut dia, jika kebijakan alutsista bekas lebih diprioritaskan, maka pertahanan Indonesia semakin tertinggal. Ate menyoroti, pembelian Eurofighter Typhoon yang diproduksi belasan tahun lalu. Fakta terbaru di Austria adalah jet tempur itu sudah tidak dipakai. Apabila dibeli untuk memperkuat TNI, maka kekuatan TNI bisa dipertanyakan.

“Indonesia kok beli bekas terus? Beli teknologi yang baru, supaya indhan (industri pertahanan) kita itu bisa catch up. Jadi kita bicara kita generasi keenam, stealth, big data, musuhmu itu nanti bukan lawan barang bekas, tapi datang bawa teknologi terbaru,” kata Ate dikutip dari rilis JDS.

Ia juga menyinggung konsep minimum essential force (MEF) yang harus diganti karena tidak relevan lagi. Menurut Ate, MEF merupakan konsep pertahanan yang tidak merepresentasikan Indonesia sebagai bangsa besar.

Ia bilang konsep MEF dengan rencana strategis (renstra) 2010-2014 dan 2015-2019 menghasilkan pemenuhan fisik yang baru tercapai 63,19% dan kesiapan alutsista hanya 58,37%. Ate menyebut, angka itu menunjukkan ada kesenjangan kesiapan pemenuhan dan penggunaan alutsista TNI mencapai 41 persen.

“Sampai sekarang MEF belum memenuhi kebutuhan kita. Kita negara G-20. Tinggalkan MEF, kita susun kembali pertahanan negara besar,” ujarnya.(DA/SOF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *