Kisah Kidung Hermayank Waluyan, Penari Magetan Penuh dengan Segudang Prestasi

Budaya Ekonomi Hukum Pariwisata Pemerintah Pendidikan Peristiwa Sosial

MAGETAN ,Kota Magetan dikenal sebagai “The Beauty of java” di Jawa Timur bahkan Indonesia,Selain punya beberapa tempat destinasi Wisata,Ragam Budaya,Usah Pengrajin, bahkan Kuliner yang sudah Dikenal seperti Wisata sarangan,cemoro sewu, Usaha sepatu,anyaman, batik,Bentuk usaha Kuliner mulai Rengginan,Jenang sampai sambal Pecel dan Kerupuk kuali atau dikenal Lempeng, Ternyata Magetan juga punya aset putra-putri Daerah yang Memiliki segudang prestasi.

Patut dibanggakan sebagai warga Magetan karena Mereka sudah Berkreasi di tingkat Lokal tapi juga di kancah Nasional , bahkan prestasi mereka sudah membawa nama baik di Kota wisata Magetan. Siapa salah satu diantara mereka?

Kidung Hermayank Waluyan,Putri Kelahiran Madiun 27/2/96 dari kecil menetap bersama orang tuanya di Magetan sangat Besar Kecintaannya terhadap dunia Tari, dan bisa membawa langkah kaki ke beberapa kota besar di Indonesia. Ia mengharumkan nama Magetan karena kerab pentas di beberapa kota besar karena tarian yang banyak dikuasai .

Alkisah Wanita muda cantik yang akrab disapa Kidung ini memang mempunyai bakat dan Hobi menari sejak Usia 5 tahun, bahkan saat masih duduk di TK Kartika V-23 tahun 2001 pernah menjuarai dalam mengikuti lomba Senam Gembira tingkat Kabupaten Magetan bahkan sampai Provinsi untuk mewakili Magetan.

Mengetahui Kidung Memiliki Bakat menari, Kepala sekolah TK tersebut menunjuk dia untuk pentas di Panggung dalam acara Perpisahan.

Saat beranjak ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) ,Kidung aktif di kegiatan ekstra Teater dan Tari bahkan di tahun 2009 ditunjuk oleh sekolahan untuk Mewakili lomba tingkat Kabupaten di acara Festival “Dolanan Bocah” dan meraih peringkat 10 penyaji terbaik sejawa timur,lanjut Lomba Porseni 2010 juara II tingkat Kabupaten,Pentas tari “Gebyar Gunung Lawu” mewakili Kodim Magetan di Madiun dan mengisi even even di sekolahan.

Usai menempuh pendidikan tingkat SMP, Tahun 2011 Kidung melanjutkan pendidikan di Sekolah Seni di SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Solo) 2011 yang sekarang SMKN 8 Surakarta,Mengambil jurusan seni tari, lagi lagi Mewakili Sekolah untuk pentas di acara KREASO atau Kreasi Anak Solo di tahun 2012,Dan di tahun 2013 ikut acara “Kemah Budaya” di Gunung Pati mendapatkan Juara I dalan kategori “Sajian Seni”

Tahun 2015, Demi mewujudkan cita-citanya ,Kidung bertekad melanjutkan sekolah di jenjang lebih tinggi lagi untuk mengejar karier sesuai bakat dan hoby yang dimilikinya yaitu ISI (Institute Seni Indonesia) Surakarta, Tekad dan Perjuangan dalam menempuh ilmupun tidak sia sia, seiring perjalanan waktu akhirnya membuahkan hasil, di beberapa tahun dijalani mulai 2015,2016,2017 Kidung diminta untuk Pentas tari di beberapa acara,Seperti “Hari Tari Dunia,Hari Wayang Dunia,Pentas di acara Promosi kampus di Pacitan, Even ASEAN PARAGAMES di Jakarta tahun 2018 dan 2019 mengikuti Audisi Penari Jawa Timur di Pandaan dan menjadi 25 Penari unggulan,Gelar Seni Budaya (GSBD) di Surabaya, di Festival Karta Tari ( FKT) di Surabaya,Pentas seni di TMII Taman Mini Indonesia Indah.

Saat di Temui Kidung mengatakan saat ini dia menguasai lebih dari 20 tari ,seperti

Tari gambyong pareanom
Tari bajidor kahot
Tari genjring party
Tari panji semirang
Tari jalak lawu
Tari gondang kasih
Tari remo bolet dan lain lain

untuk aktifitas sehari-hari Kidung menjadi seorang sosok publik,diminta melatih menari di beberapa tempat bahkan Pentas di Pendopo Suryagraha dalam berbagai event .

Di akhir perckapan saat di wawancarai Oleh Media Megapolitanjatim tentang harapan kedepan bagi para Pemuda dan Pemudi Putra Indonesia khususnya Magetan, Kidung meminta dan mengajak bersama sama untuk para generasi pemuda mari ikut melestarikan Budaya kita,Pergunakan pemakaian Tekhnologi yang bijak dan terarah, Menjaga Budaya dan Tradisi yang sudah ada melalui Tekhnologi agar bisa berkembang, Tidak Harus menunggu Budaya diakui oleh bangsa lain baru bergerak,Namun bagaimana untuk menjaga dan melestarikan budaya yang dimiliki,dan Menurutnya Budaya dan Tradisi bukanlah hal kuno sehingga sudah tanggung jawab kita sebagai Putra atau putri bangsa sebagai penerus untuk menjaga dan melestarikan budaya tersebut,dan pesan terkahir kita suku jowo “Ojo sampek Lali Jawane” Jangan sampai Lupa jawanya ,Tutupnya. (RED/SOF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *