Dapat Upah Rp 2000, Buruh Gendong Tetap Semangat Bekerja.
.
Magetan,14/05/2020
Masa sulit dalam mencari rupiah di saat pasca Pandemi Covid 19 membuat semua pelaku usaha sebagian lumpuh ,Tapi tidak bagi Profesi seorang buruh gendong yang sering kali dianggap sebelah mata .Sedangkan profesi yang tidak semua orang bisa melakukan ini tergolong sangat mulia walau upah tak seberapa,
Salah satu pengalaman dari seseorang yang sudah 25 tahun lamanya sebagai profesi buruh gendong merasakan suka-duka bekerja sebagai buruh gendong di Pasar Sayur Magetan.
.
Ia mengaku tetap semangat bekerja, meski jerih payahnya, tak sebanding dengan upah yang didapat. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti ini pendapatannya sempat menurun. Kadang sehari hanya mendapat 25rb rupiah, kadang bisa sampai 100 rb rupiah.
Pekerjaan tersebut demi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. ” Saya biasa mengangkat kubis, kentang, ketela, ya seluruh sayuran, kalau ketela beratnya maksimal satu kuintal, saya kuat angkat beban itu setiap hari, mulai bekerja setiap pagi hingga sore hari, sekali angkut ongkos nya 2 ribu rupiah”, imbuhnya.
Para buruh gendong tsb juga tergabung dalam beberapa kelompok. Setiap buruh gendong memiliki kartu tanda anggota SPSI ( Serikat Pekerja Seluruh Indonesia), bila tidak memiliki kartu tanda anggota tsb tidak bisa menjadi buruh gendong.
.
Saat dikonfirmasi resep untuk bisa kuat mengangkat beban seberat yang dipinggul, jawabnya sederhana, karena niat. Kalau sudah diniaati bekerja pasti akan terasa ringan dikerjakan.
Dalam penelusuran kegiatan yang di rencanakan semua bisa mengambil hikmah dari seorang buruh gendong, apapun pekerjaan yang kita lakukan asalkan dengan niat yang tulus, pasti akan membawa keberkahan.(Sof)