Neraka Pertama…Senin, 29 Oktober 1945 di Surabaya.

Pemerintah Pendidikan Peristiwa

Neraka Pertama…

Senin, 29 Oktober 1945 di Surabaya.

MEGAPOLITANJATIM,||Kubu kubu dan pos pertahanan tentara Inggris di seluruh Surabaya digempur habis-habisan oleh Pejuang Surabaya, aliran listrik dan air diputus, banyak tentara Inggris yang tewas terbunuh dalam pertempuran itu. Arek arek Suroboyo bertempur bagai banteng ketaton.

Pesawat tempur Inggris membelah angkasa berharap dapat memberikan bantuan dari udara, namun resiko terkena teman sendiri sangat besar karena rapatnya pengepungan. Meriam berdentuman terus terdengar dan letupan senjata bagai rentetan tiada henti.

Tentara Inggris dengan gencar terus menembaki Pejuang Surabaya yang mengepungnya, korban berjatuhan, tapi arek arek Suroboyo maju terus tidak menghiraukan hujan peluru dari tentara Inggris.

Tentara Inggris semakin terdesak, setiap jam posisi pertahanan Inggris semakin di buruk. Kini tentara Inggris tak ubahnya seperti pulau pulau kecil ditengah lautan. Garis hubungan mereka terputus.

Polisi Istimewa lebur bersama TKR, Badan Perjuangan dan rakyat, antara lain:
-Pasukan Polisi dari Seksi I bertempur di Jembatan Wonokromo dan Kebun Binatang.
-Pasukan Polisi dari Seksi III bertempur di Bubutan dan Pasar Turi.
-Pasukan Polisi dari Seksi V bertempur disekitar Gedung Internatio
-Pasukan Polisi Istimewa dibawah komando Soetjipto Danoekoesoemo, Soejapto, Paiman dengan panser menyerbu Stasiun Radio, demikian juga dengan P3RI (Pasukan Polisi Perjuangan Republik Indonesia) dibawah pimpinan Moehamad Jasin dengan panser turut menyerang Stasiun Radio.

-Satu regu Polisi Istimewa dibawah pimpinan Moedjeni menggempur pertahanan Inggris di Pasar Turi.

Markas Brigade 49 Divisi India ke 23 Inggris di Gedung BPM di Jalan Societeitstraat dan sekitarnya mulai dibakar dengan menggunakan mobil pemadam kebakaran yang diisi bensin tangkinya lalu disemprotkan ke gedung gedung di sekitarnya, seperti Gedung Java Staal Stokvis, Carl Schliper dan lain lain, gedung gedung itu terbakar dengan hebat.

Hampir hancur total Brigade 49 Divisi India ke 23 meskipun dilengkapi dengan senjata berat, tank dan panser.

Bukan hanya pos pos dalam kota yang terkepung, tetapi juga didaerah pelabuhan, mereka mundur dan harus berlindung di sekitar dok-dok pelabuhan.

Lapangan Terbang Morokrembangan dapat direbut kembali. Gedung Internatio dan Gedung Lindeteves masih terjadi pertempuran dan dikepung ketat.

Tidak ada harapan sama sekali pimpinan rakyat Surabaya maupun Jawa Timur mengentikan pertempuran ini. Harapan terakhir, minta bantuan Pemerintah Pusat Republik Indonesia, mereka tertuju kepada Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muh Hatta.

Letnan Jenderal Sir Philips Christison Panglima AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) dengan amat sangat meminta Presiden Soekarno untuk menghentikan pertempuran di Surabaya.

Sore 29 Oktober 1945, Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moeh Hatta dan Menteri Penerangan Mr Amir Sjarifoeddin berangkat dari Jakarta dengan pesawat RAF menuju Surabaya bersama beberapa orang perwira Inggris dan wartawan dari luar negeri.

Ditengah hujan peluru pesawat RAF itu mendarat di Morokrembangan, Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moeh Hatta dan Menteri Penerangan Mr Amir Sjarifoeddin turun dari pesawat membawa bendera Merah-Putih.

Saat itu suasana pertempuran di Morokrembangan berubah, pertempuran berhenti.

Kemudian Presiden Soekarno duduk didepan mobil sambil membawa bendera Merah-Putih agar mudah dikenali didampingi oleh Menteri Penerangan Mr Amir Sjarifoeddin yang juga mempunyai pengaruh besar di kalangan massa, mobil melewati daerah daerah pertempuran yang sangat berbahaya dan beresiko tinggi, Presiden Soekarno berhasil mengentikan pertempuran, selamatlah tentara Inggris meskipun sebagian arek arek Suroboyo kecewa karena tentara Inggris hampir saja musnah, namun arek arek Suroboyo taat dan tunduk serta menghormati perintah pimpinannya, Brigadier AWS Mallaby dapat bernafas sedikit lega terhindar dari kehancuran total yang sangat mengerikan.

Kemudian diadakan perundingan antara pihak Indonesia dan pihak tentara Inggris.

Perundingan diadakan di Kantor Gubernur

Jawa Timur, pihak Indonesia diwakili oleh :
Presiden Soekarno
Wakil Presiden Moeh Hatta
Menteri Penerangan Mr Amir Sjarifoeddin
Gubernur Soerjo
Doel Arnowo
Roeslan Abdoelgani
Kolonel Soengkono
Atmaji
Soejono
Koesnandar
TD Koendan (penterjemah)
Dari pihak tentara Inggris diwakili oleh:
Mayjen DC Hawthorn
Brigadier AWS Mallaby
Kolonel Pugh
Mayor Hudson
Kapten Shaw
Wing Commander Groom
Perundingan berakhir pukul 19:30 malam. Lahirlah persetujuan ketiga dan Presiden Soekarno mengumumkan hasilnya melalui Radio Surabaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *