Presiden: Dalam Hadapi Kesulitan, Tidak Boleh Pesimis dan Semua Wajib Ikhtiar
Pada 14 Mei 2020
Presiden dan Wapres saat mengikuti acara Doa Kebangsaan dan Kemanusiaan melalui daring dari Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta, Kamis (14/5). (Foto: Humas/Rahmat)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa dalam menghadapi kesulitan seperti saat ini tidak boleh pesimis, tidak boleh putus asa, dan semua wajib berikhtiar.
”Berusaha sekuat tenaga untuk melindungi diri kita, melindungi keluarga kita, melindungi saudara-saudara kita, melindungi bangsa kita, melindungi negara kita dari penularan virus korona ini sehingga semuanya bisa terjaga keselamatan jiwa dan raganya,” tutur Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada acara Doa Kebangsaan dan Kemanusiaan melalui daring dari Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta, Kamis (14/5).
Saat ini, Presiden sampaikan bahwa bangsa Indonesia dan juga masyarakat di dunia sedang menghadapi ujian, cobaan, dan menjalani masa-masa sulit, berjuang untuk bebas dari pandemi Covid-19.
”Wabah virus korona ini telah menyebar cepat dan lebih dari 213 negara dan hampir 4,4 juta orang di seluruh dunia terinfeksi virus korona ini. Banyak yang terbaring di rumah sakit, banyak yang sedang melakukan isolasi mandiri, banyak yang berpulang ke Rahmatullah, dan semoga meninggalnya husnulkhatimah, amin, tapi alhamdulillah juga banyak yang telah diberikan kesembuhan,” imbuh Presiden.
Untuk bisa selamat, Presiden mengingatkan harus disiplin dalam menjaga kesehatan, meningkatkan imunitas, cuci tangan memakai sabun, menjaga jarak yang aman, memakai masker, tidak mudik, bekerja di rumah, sekolah dari rumah, dan beribadah di rumah.
”Di tengah ujian yang sedang kita hadapi, sungguh saya sangat bersyukur karena masyarakat dari berbagai lapisan ikut membantu, ikut bergerak cepat memberikan contoh teladan yang baik, mengulurkan tangan dan menolong bagi yang membutuhkan,” kata Presiden.
Menurut Presiden, solidaritas sosial dan kepedulian tumbuh di mana-mana, antartetangga saling menjaga, antarkampung saling membantu, antaranak-anak bangsa dari berbagai suku, berbagai agama, maupun berbagai kelompok bergerak bersama-sama menjadi relawan untuk saling berbagi kebahagiaan, kebaikan, dan kepedulian.
”Bangkitnya rasa kemanusiaan, bangkitnya rasa persaudaraan, dan bangkitnya rasa persatuan dari segala penjuru adalah sebuah kekuatan maha besar yang menambah keyakinan saya bahwa musibah ini insyaallah akan mampu kita atasi bersama-sama,” ungkap Presiden.
Selain berikhtiar dengan berbagai usaha lahiriah, Presiden mengingatkan juga wajib melakukan ikhtiar batiniah dengan tidak henti-hentinya memanjatkan doa memohon pertolongan Allah SWT agar rakyat, agar bangsa, dan negara, juga dunia segera terbebas dari pandemi ini serta agar semuanya diringankan, disingkirkan dari segala musibah.
“Marilah kita bersama-sama tundukkan kepala, merendahkan hati, kita memohon kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan lagi Maha Penyayang diberikan kesabaran menerima musibah ini dengan lapang dada, diberikan kekuatan agar kita semua bisa selamat dan melewati ujian yang diberikan oleh Allah SWT,” urai Presiden.
Kepala Negara juga mengajak untuk menghadapi cobaan ini dengan tenang dan sabar karena kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, serta kesabaran adalah titik tolak kesembuhan.
Pada bagian akhir sambutan, Presiden juga mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk menghilangkan rasa cemas, menjauhkan diri dari ketakutan yang berlebihan, hidupkan optimisme, bangkitkan empati, tumbuhkan solidaritas sosial.
Ia menambahkan bahwa saat inilah waktu bagi semua untuk melihat sekeliling, membantu saudara-saudara, membantu tetangga, membantu para sahabat, dan bergotong-royong meringankan beban saudara-saudara sebangsa dan setanah air.
”Insyaallah Tuhan Yang Mahakuasa akan membukakan jalan bagi kita semuanya, rakyat dan bangsa Indonesia untuk bangkit kembali,” pungkas Presiden di akhir sambutan.
🇮🇩🇮🇩🇮🇩🙏🏻🤲🏻🙏🏻🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩